Kisah Ular Dan Gergaji
Cerita ide perihal kehidupan, kesabaran, ketaqwaan kita di jalan Allah yang berkaitan dengan amarah yang harus kita simpan dan kita jaga baik-baik. Dikisahkan ada seekor ular yang memasuki gudang daerah kerja seorang tukang kayu di malam hari. Sementara kebiasaan si tukang kayu ialah membiarkan sebagian peralatan kerjanya acak-acakan dan tidak merapikannya.
Nah ketika seekor ular itu masuk ke gudang tukang kayu, secara kebetulan ia merayap diatas gergaji, tajamnya gergaji menimbulkan perut ular terluka. Ular beranggapan gergaji itu menyerangnya, ular itu pun membalas dgn mematuk gergaji itu berkali - kali.
Serangan yg bertubi-tubi menimbulkan luka parah di bab mulutnya, murka dan frustasi ular berusaha mengerahkan kemampuan terakhirnya untuk mengalahkan musuhnya. Ular pun kemudian membelit besar lengan berkuasa gergaji itu, belitan yang menimbulkan tubuhnya terluka parah hasilnya ular itu mati binasa. Di pagi hari si tukang kayu menemukan bangkai ular tersebut di sebelah gergaji kesayangannya.
Allah Subhanahu Wata'Alla Berfirman:
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـئًـا ۗ وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَ الْمَسٰكِيْنِ وَالْجَـارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَـارِ الْجُـنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَـنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِ ۙ وَمَا مَلَـكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرَا
wa'budulloha wa laa tusyrikuu bihii syai`aw wa bil-waalidaini ihsaanaw wa bizil-qurbaa wal-yataamaa wal-masaakiini wal-jaari zil-qurbaa wal-jaaril-junubi wash-shoohibi bil-jambi wabnis-sabiili wa maa malakat aimaanukum, innalloha laa yuhibbu mang kaana mukhtaalan fakhuuroo
"Dan sembahlah Allah dan janganlah kau mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat oke kepada kedua orang tua, karib kerabat, belum dewasa yatim, orang-orang miskin, tetangga erat dan tetangga jauh, sobat sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kau miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,"
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 36)
Sahabat...
Kadangkala di ketika marah, kita ingin melukai orang lain. Setelah semua berlalu, kita gres menyadari bahwa yang terluka tolong-menolong ialah diri kita sendiri. Banyak perkataan yang terucap dan tindakan yang dilakukan ketika amarah menguasai, sebanyak itu pula kita melukai diri kita sendiri.
Ketahuilah dendam benci/curiga/pikiran negatif apapun itu, tolong-menolong bagaikan ular yang membelit gergaji, telah ribuan kali muncul dalam pikiran kita yg menusuk dan mengkremasi hati kita sendiri.
Naudzubillah..
Hargai mereka yang mencintaimu
Bantu mereka yang memerlukanmu
Ma'afkan mereka yang menyakitimu
Lupakan mereka yang meninggalkanmu