Cerita Singkat Pendakian Ke Gunung Seminung Danau Ranau Part 2

Seperti yang aku bilang di artikel sebelumnya, untungnya kami tidak terpengaruhi omongan sopir ketek yang ada di dermaga danau ranau banding agung itu. Kami memutuskan untuk menuju kota watu dan menemui juru kunci dari gunung seminung ialah Pak Syahrin.

Perjalanan dari dermaga danau ranau menuju kota watu kurang lebih 1 jam melewati jalan bukit naik turun yang tidak mengecewakan sempit. Jalan itu hanya cukup untuk 1 mobil, entah apa yang terjadi jikalau ada kendaraan beroda empat dari arah berlawanan, mungkin kendaraan beroda empat yang satunya dapat masuk jurang.

Dalam perjalanan menuju kota batu, kami memutuskan untuk berhenti dulu di pinggir danau erat sawah penduduk untuk sarapan. Kebetulan di dermaga tadi kami sudah membeli nasi bungkus tanpa lauk, karna kami sudah membawa lauk dari palembang. Setelah sarapan simpulan kami melanjutkan perjalanan kami ke kota batu.

Seperti yang aku bilang di artikel sebelumnya Cerita Singkat Pendakian Ke Gunung Seminung Danau Ranau Part 2

view dalam perjalanan menuju kota batu

Baca Juga

Baru beberapa kilo perjalanan, kami berhenti lagi untuk foto-foto, karna kebetulan ada view yang sangat bagus. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan lagi.

Tak usang dari itu kami berhenti lagi karna melihat ada teladas di pinggir jalan. Kami memutuskan untuk mampir sebentar di teladas itu sambil foto-foto lagi.

Setelah hingga di kota batu, kami eksklusif menuju rumah Pak Syahrin. Jangan gundah mencari rumahnya, tanya saja sama masyarakat yang ada di sana. Di rumah Pak Syahrin kami mengisi data tim pendakian dan membayar RP. 400.000 untuk manajemen dan ongkos penyebrangan. Setelah itu kami di antar menuju ke pantai (entah kenapa penduduk sana menyebutnya pantai, padahal gak ada maritim di situ).

berfoto di dermaga pantai

Sesampainya di sana, kendaraan beroda empat kami parkir di pantai dan kami di antar menyebarangi danau ranau menuju kaki gunung seminung dengan memakai ketek.