Posisi Pengelasan

Posisi atau perilaku pengelasan yaitu pengaturan posisi atau letak gerakan elektroda las. Posisi pengealasan yang dipakai biasanya tergantung dari letak kampuh-kampuh atau celah-celah benda kerja yang akan dilas. Posisi-posisi pengelasan terdiri dari posisi pengelasan di bawah tangan (down hand position), posisi pengelasan mendatar (horizontal position) , posisi pengelasan tegak (vertical
position), dan posisi pengelasan di atas kepala (over head position).

1) Posisi pengelasan di bawah tangan (down hand position) Posisi pengelasan ini yaitu posisi yang paling gampang dilakukan. Posisi ini dilakukan untuk pengelasan pada permukaan datar atau permukaan agak miring, yaitu letak elektroda berada di atas benda kerja.

2) Posisi pengelasan mendatar (horizontal position) Mengelas dengan posisi mendatar merupakan pengelasan yang arahnya mengikuti arah garis mendatar/horizontal. Pada posisi pengelasan ini kemiringan dan arah ayunan elektroda harus diperhatikan, alasannya akan sangat mensugesti hasil pengelasan. Posisi benda kerja biasanya bangun tegak atau agak miring sedikit dari arah elektroda las. Pengelasan posisi mendatar sering dipakai unutk pengelasan benda-benda yang bangun tegak. Msalnya pengelasan tubuh kapal maritim arah horizontal.

3) Posisi pengelasan tegak (vertical position) Mengelas dengan posisi tegak merupakan pengelasan yang arahnya mengikuti arah garis tegak/vertikal. Seperti pada horizontal position pada vertical position, posisi benda kerja biasanya bangun tegak atau agak miring sedikit searah dengan gerak elektroda las yaitu naik atau turun. Misalnya pengelasan tubuh kapal maritim arah vertikal.

4) Posisi pengelasan di atas kepala (over head position) Benda kerja terletak di atas kepala welder, sehingga pengelasan dilakukan di atas kepala operator atau welder. Posisi ini lebih sulit dibandingkan dengan posisi-posisi pengelasan yang lain. Posisi pengelasan ini dilakukan untuk pengelasan pada permukaan datar atau agak miring tetapi posisinya berada di atas kepala, yaitu letak elektroda berada di bawah benda kerja. Misalnya pengelasan atap gudang bab dalam.


Posisi pengelasan di bawah tangan (down hand position) memungkinkan penetrasi dan cairan logam tidak keluar dari kampuh las serta kecepatan pengelasan yang lebih besar dibanding lainnya. Pada horizontal position, cairan logam cenderung jatuh ke bawah, oleh alasannya itu busur (arc) dibentuk sependek mungkin. Demikian pula untuk vertical dan over head position. Penimbunan logam las pada pengelasan busur nyala terjadi akhir medan electromagnetic bukan akhir gravitasi, pengelasan tidak harus dilakukan pada down hand position ataupun horizontal position.

Penempatan benda kerja diubahsuaikan dengan permintaan, dalam hal ini yaitu menyesuaikan posisi pengelasan.

Posisi pengelasan 1G pipa, pada pengelasan pipa 1G ini, pipa diputar dan pengelasan tetap memposisikan elektroda di atas material (down hand position). Pengelasan 2G pipa, pipa diam, juru las mengelas mengitari pipa atau sama menyerupai horizontal position.

Pengelasan 5G pipa, pipa diam, juru las mengelas diawali dari bab bawah terus melingkar berhenti di pipa bab atas pada sisi sebelahnya. Pada sisi lain dilakukan dengan cara yang sama yaitu diawali dari bawah terus melingkar dan berhenti di atas. pengelasan ini disebut dengan posisi pengelasan 5G up Hill atau vertical position.

Posisi pengelasan di atas kepala yaitu posisi 6G. Pemasangan pipa dimiringkan 45 derajat terhadap sumbu horizontal. Pengelasan dilakukan dari pipa bab bawah terus melingkar ke arah kanan/kiri dan berhenti di atas. Dilanjutkan dengan pengelasan sebaliknya diawali dari bawah dan terus melingkar berhenti di bab atas. Cara pengelasan menyerupai ini disebut 6G up hill atau menyerupai over head position.

Angka-angka pada posisi-posisi pengelasan tersebut di atas menunjukkan tingkatan-tingkatan posisi pengelasan. Angka yang semakin tinggi berarti menujukkan kwalifikasi yang tinggi pula.

Posisi-posisi pengelasan di atas menunjukkan kwalifikasi juru las yang berhak mengelasnya. ika juru las mempunyai akta kwalifikasi 6G, maka juru las tersebut diperbolehkan untuk mengelas semua posisi. Tetapi jikalau juru las tersebut mempunyai akta 4G plate, maka juru las tersebut dilarang menglas pipa posisi apapun, tetapi boleh mengelas posisi pengelasan 1F, 2F, 3F, 4F maupun 1G, 2G, 3G dan 4G.

Seorang tukang las atau welder sebaiknya menghindari (bila mungkin) posisi menghadap ke atas atau pengelasan di atas kepala alasannya merupakan posisi yang paling sulit, tetapi pengelasan di lapangan sanggup memerlukan sembarang posisi pengelasan yang tergantung pada orientasi sambungan. Posisi pengelasan di lapangan harus diperhatikan dengan teliti.


Sumber https://pakarmakalah.blogspot.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel