Sifat Inilah Yang Akan Menggerus Hangus Amal Baik Anda


Sifat Inilah Yang Akan Menggerus Hangus Amal Baik Anda Sifat Inilah Yang Akan Menggerus Hangus Amal Baik Anda

Ketika diri merasa telah banyak berbuat baik untuk Islam dan kaum muslimin, kita merasa telah melaksanakan sesuatu untuk membela Allah, Rasul-Nya dan Al-quran. Lalu hati kita menganggap remeh orang yang tidak melaksanakan hal ibarat kita. Atau bahkan menganggap mereka lemah dan tak berguna.

Tahukah Anda? bahwa perasaan ibarat ini sanggup membatalkan amalnya?

Ibnul Mubaarok rahimahullah berkata, “Aku tidak mengetahui pada orang-orang yang sholat kasus yang lebih jelek daripada ujub” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Sy’abul Iman no 8260).

Syaikh Ibnu Al Utsaimin menjelaskan bahwa ujub itu sanggup membatalkan amal. Beliau mengatakan, “kelompok yang kedua, adalah orang-orang yang tidak mempunyai tahqiq (kesungguhan) dalam pokok doktrin kepada takdir. Mereka melaksanakan ibadah sekadar yang mereka lakukan. Namun mereka kita sungguh-sungguh dalam ber-isti’anah kepada Allah dan tidak bersabar dalam menjalankan hukum-hukum Allah yang kauni maupun syar’i. Sehingga dalam bersedekah mereka pun malas dan lemah, yang terkadang menciptakan mereka terhalang dari bersedekah dan menghalangi kesempurnaan amal mereka. Dan menciptakan mereka ujub dan sombong sehabis bersedekah yang terkadang sanggup menjadi lantaran amalan mereka hangus dan terhapus” (Majmu’ Fatawa war Rasail, 4/250).

Perkataan ia selaras dengan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam, “Tiga kasus yang membinasakan, rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikui dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri” (HR at-Thobroni dalam Al-Awshoth no 5452 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah no 1802).

Demikian pula sabda beliau, “Jika kalian tidak berdosa maka saya takut kalian ditimpa dengan kasus yang lebih besar darinya (yaitu) ujub !” (HR Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no 6868, hadits ini dinyatakan oleh Al-Munaawi gotong royong isnadnya jayyid (baik) dalam at-Taisiir, dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami’ no 5303).

Jika kita merasa ujub, sebagaimana ditanyakan kepada Aisyah radliyallahu anha siapakah orang yang terkena ujub, ia menjawab, “Bila ia memandang bahwa ia telah menjadi orang yang baik” (Syarah Jami As Shoghier).

Lalu jikalau sifat ujub ini disertai dengan menganggap remeh orang lain, maka jadilah sebuah kesombongan. Bukankah Allah Azza Wajalla mengusih setan lantaran sifat sombong?

Wallahu A’lam Bishawab..


sumber : muslim.or.id

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel