TAKUTLAH BERBUAT DZALIM DAN ANIAYA
Takutlah berbuat dzalim dan aniaya
Allah Swt berfirman, selain dari orang-orang yang beriman dan mengerjakan perbuatan baik, mengingat Allah sebanyak-banyaknya dan mendapat kemenangan sesudah di dzalimi dan orang-orang yang dzalim itu nanti mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali. (Q.S. As-Syu'ara : 227). Rasulullah Saw bersabda, "Kedzaliman adalah kegelapan pada hari kiamat." Di tempat lain, Beliau Saw bersabda, "Barangsiapa berbuat dzalim dengan sejengkal tanah, pada hari kiamat Allah membebaninya dengan tujuh lapis tanah."
Seorang ulama salaf berkata, "Janganlah kau dzalimi orang-orang lemah (dhu'afa), jika mendzalimi mereka, kamu termasuk orang-orang kuat yang jahat."
Baca Juga
Abdullah bin Salam Ra berkata, "Ketika Allah menciptakan makhluk, mereka berdiri di atas kaki dan kepala mereka di tengadahkan ke langit. Mereka berkata, "Wahai Tuhanku, bersama siapakah Engkau? Allah menjawab, "Bersama orang yang teraniaya hingga di kembalikan kepadanya haknya."
Wahab bin Munabbih Ra berkata, "Seorang pembesar membangun sebuah istana. Lalu, datang seorang nenek tua yang miskin dan membangun gubuk kecil tempat tinggalnya di samping istana itu. Pada suatu hari, pembesar itu menunggang kuda dan mengelilingi istananya. Kemudian, dia melihat ada sebuah gubuk. Dia bertanya, "Milik siapa gubuk ini? Ada yang menjawab bahwa gubuk itu tempat tinggal seorang nenek tua. Dia memerintahkan pengawalnya untuk menghancurkan gubuk itu. Kemudian, nenek tua itu datang dan melihat gubuknya telah hancur. Nenek itu bertanya, "Siapa yang telah menghancurkannya? Ada yang menjawab bahwa pembesarlah yang telah menghancurkannya. Lalu, dia menengadahkan kepalanya ke langit dan berdo'a, "Wahai Tuhanku, aku ini teraniaya, di mana Engkau berada? Segera Allah menyuruh malaikat Jibril As untuk membalikkan istana itu beserta seluruh isinya.”
Abu Umamah Ra berkata, "Pada hari kiamat, seorang dzalim di datangkan hingga ketika berada di atas jembatan Neraka Jahanam, dia di temui seseorang yang pernah dia aniaya. Orang-orang yang teraniaya terus-menerus menuntut orang-orang dzalim hingga tidak ada lagi kebaikan di tangan orang-orang zalim itu, jika orang-orang yang teraniaya tidak menemukan kebaikan di tangan orang-orang dzalim, mereka memikulkan kejelekan-kejelekan mereka ke pundak orang-orang dzalim menurut kadar kedzaliman mereka, sehingga mereka di lemparkan ke dasar neraka."
Abdullah bin Anis berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda, "Pada hari kiamat, semua hamba di kumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki dan telanjang. Lalu, ada seruan yang suaranya terdengar dari jauh seperti yang terdengar dari dekat, ‘Akulah Raja yang di sembah, yang tidak membutuhkan siapapun dari penghuni syurga agar masuk syurga dan tidak membutuhkan seorang pun dari penghuni neraka agar masuk neraka dan di sisinya ada keteraniayaan hingga tamparan dan selebihnya.
Tuhanmu tidak mendzalimi siapa pun." Lalu, kami bertanya, "Wahai Rasulullah, Bagaimana kami datang dalam keadaan tanpa alas kaki dan telanjang? Beliau menjawab, "Bagi kebaikan dan kejelekan ada balasan yang setimpal. Tuhanmu tidak mendzalimi siapa pun."
Di kisahkan bahwa seorang Kisra mengambil seorang guru untuk mengajari dan mendidik anaknya. Pada suatu hari, setelah anak itu dewasa dan memperoleh banyak ilmu, guru itu memukul anak tersebut dengan pukulan yang sangat keras tanpa kesalahan dan sebab apa pun. Anak itu pun menaruh dendam kepada gurunya hingga dia dewasa dan di angkat menjadi raja sepeninggal ayahnya. Lalu, dia memanggil gurunya dan bertanya, "Mengapa dulu engkau memukulku dengan pukulan yang sangat keras tanpa kesalahan dan sebab apapun? Guru itu menjawab, "Ketahuilah, wahai Raja, sepeninggal ayahmu, aku ingin engkau merasakan pukulan, sehingga di kemudian hari engkau tidak tega mendzalimi siapa pun." Raja itu berkata, "Kalau begitu, semoga Allah membalasmu dengan balasan yang lebih baik." Lalu, raja itu mempersilahkan gurunya pulang.
Allah Swt berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim dengan cara yang tidak lurus, sesungguhnya mereka akan memakan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala." (Q.S An-Nisaa' : 10).
Qatadah berkata, "Ayat ini turun berkenaan dengan seseorang dari Bani Ghathfan yang menguasai harta saudaranya yang masih kecil dan yatim pula lalu, dia memakannya."
Sumber https://wadahsufiyah.blogspot.com/