Keutamaan Ayat Kursi Menurut Hadits Nabi


yang memiliki banyak keutamaan disetiap ayatnya Keutamaan Ayat Kursi Menurut Hadits Nabi
Keutamaan Ayat Kursi Menurut Hadits – Al Quran adalah kalam Allah azza wa jalla yang memiliki banyak keutamaan disetiap ayatnya. 

Termasuk diantara ayat dalam Al Quran yang memiliki banyak keutamaan secara khusus ialah ayat kursi (yakni surat Al Baqarah ayat 255).

Diantara keutamaan tersebut akan kami jelaskan dalam beberapa hadits sebagai berikut.

1. Keutamaan Ayat Kursi Sebagai Pengusir Setan

Dalam kitab tafsir setan didefinisikan sebagai setiap sosok yang menentang kepada Allah azza wajalla, baik dari golongan jin, manusia, maupun hewan. 

Mereka adalah makhluk terburuk yang memiliki misi untuk menyesatkan anak Adam ‘alaihis salam agar menjadi teman mereka di dalam neraka. Mereka melakukan segala upadaya agar berhasil menjalankan misinya.

Tetapi tahukah Anda? Bahwa setan ternyata adalah makhluk yang sangat lemah. Mereka sendiri telah memberitahukan kepada manusia bagaimana cara agar Allah melindungi kita dari mereka. 

Berikut ini kisah Abu Hurairah yang diajarkan keutamaan ayat kursi oleh setan :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: وَكَّلَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ، فَأَتَانِي آتٍ فَجَعَلَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ فَأَخَذْتُهُ، وَقُلْتُ: وَاللَّهِ لَأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: إِنِّي مُحْتَاجٌ، وَعَلَيَّ عِيَالٌ وَلِي حَاجَةٌ شَدِيدَةٌ، قَالَ: فَخَلَّيْتُ عَنْهُ فَأَصْبَحْتُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا أَبَا هُرَيْرَةَ، مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ البَارِحَةَ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، شَكَا حَاجَةً شَدِيدَةً، وَعِيَالًا، فَرَحِمْتُهُ، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ، قَالَ: أَمَا إِنَّهُ قَدْ كَذَبَكَ، وَسَيَعُودُ، فَعَرَفْتُ أَنَّهُ سَيَعُودُ، لِقَوْلِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّهُ سَيَعُودُ فَرَصَدْتُهُ، فَجَاءَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ، فَأَخَذْتُهُ، فَقُلْتُ: لَأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: دَعْنِي فَإِنِّي مُحْتَاجٌ وَعَلَيَّ عِيَالٌ، لاَ أَعُودُ، فَرَحِمْتُهُ، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ، فَأَصْبَحْتُ، فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا أَبَا هُرَيْرَةَ، مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ شَكَا حَاجَةً شَدِيدَةً، وَعِيَالًا، فَرَحِمْتُهُ، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ، قَالَ: أَمَا إِنَّهُ قَدْ كَذَبَكَ وَسَيَعُودُ فَرَصَدْتُهُ الثَّالِثَةَ، فَجَاءَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ، فَأَخَذْتُهُ، فَقُلْتُ: لَأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ، وَهَذَا آخِرُ ثَلاَثِ مَرَّاتٍ، أَنَّكَ تَزْعُمُ لاَ تَعُودُ، ثُمَّ تَعُودُ قَالَ: دَعْنِي أُعَلِّمْكَ كَلِمَاتٍ يَنْفَعُكَ اللَّهُ بِهَا، قُلْتُ: مَا هُوَ؟ قَالَ: إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ، فَاقْرَأْ آيَةَ الكُرْسِيِّ: {اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّومُ} [البقرة: 255]، حَتَّى تَخْتِمَ الآيَةَ، فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ، وَلاَ يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ فَأَصْبَحْتُ فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ البَارِحَةَ، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، زَعَمَ أَنَّهُ يُعَلِّمُنِي كَلِمَاتٍ يَنْفَعُنِي اللَّهُ بِهَا، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ، قَالَ: مَا هِيَ، قُلْتُ: قَالَ لِي: إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الكُرْسِيِّ مِنْ أَوَّلِهَا حَتَّى تَخْتِمَ الآيَةَ: {اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّومُ} [البقرة: 255]، وَقَالَ لِي: لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ، وَلاَ يَقْرَبَكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ - وَكَانُوا أَحْرَصَ شَيْءٍ عَلَى الخَيْرِ - فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَمَا إِنَّهُ قَدْ صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ، تَعْلَمُ مَنْ تُخَاطِبُ مُنْذُ ثَلاَثِ لَيَالٍ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ، قَالَ: لاَ، قَالَ: ذَاكَ شَيْطَانٌ

Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu ia berkata : “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam mewakilkanku untuk menjaga (tempat penyimpanan) zakat fitrah. Lalu ada seseorang yang datang padaku dan menumpahkan makanan. Maka, akupun menangkapnya.” 

Aku berkata : “Demi Allah, akan ku laporkan engkau pada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.” 

Ia berkata : “Sesungguhnya aku membutuhkannya, aku memiliki keluarga dan aku sangat memerlukannya.” 

Maka akupun membebaskannya . . .

Lalu ketika pagi hari, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda (kepadaku) : “Wahai Abu Hurairah, apa yang kamu lakukan pada tawananmu kemarin?” 

Aku katakan : “Wahai Rasulullah, ia mengeluhkan keperluannya yang sangat berat, dan keluarganya, maka aku merasa kasihan padanya, dan akupun membebaskannya” 

Beliau bersabda : “Ingatlah, sesungguhnya ia berdusta padamu, dan ia akan kembali.” 

Akupun tahu bahwa dia akan kembali karena Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam mengatakan bahwa ia akan kembali.

Lalu aku mengintainya, ternyata ia datang dan menumpahkan makanan, lalu aku menangkapnya, dan aku berkata : “Sungguh akan ku laporkan engkau pada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.” 

Ia berkata : “Biarkanlah aku, sesungguhnya aku membutuhkannya, aku memiliki keluarga, dan aku tidak akan kembali.” 

Lalu aku merasa kasihan padanya, maka akupun membebaskannya . . .

Di pagi hari, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda padaku : “Wahai Abu Hurairah, apa yang engkau lakukan pada tawananmu?” 

Aku berkata : “Wahai Rasulullah, ia mengeluhkan keperluannya yang sangat berat, dan keluarganya, akupun mengasihaninya, maka aku membebaskan saja dia.” 

Beliau bersabda : “Ingatlah, sesungguhnya ia telah berdusta padamu dan ia akan kembali.”

Lalu aku mengintainya untuk yang ketiga kalinya, ia pun datang dan menumpahkan makanan, lalu aku menangkapnya, dan aku berkata : “Sungguh akan aku laporkan kamu pada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, dan ini adalah yang terakhir ketiga kalinya, sesungguhnya kamu telah menyatakan bahwa kamu tidak akan kembali, tetapi ternyata kamu kembali!” 

Ia berkata : “Tinggalkan aku maka engkau akan aku ajarkan sebuah kalimat yang Allah akan memberikan manfaat padamu dengan ayat tersebut.” 

Aku berkata : “Apa itu?” 

Ia berkata : “Ketika engkau bertempat di tempat tidurmu maka bacalah ayat kursi [اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ] (Allah itu tidak ada sesmbahan yang berhak disembah kecuali Dia yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri) sampai selesainya ayat, (apabila engkau membacanya) maka sesungguhnya engkau akan mendapat penjagaan dari Allah yang tidak akan berhenti, dan sungguh setan tidak akan mendekat kepadamu sampai pagi hari.” 

Aku pun membebaskannya . . .

Di pagi hari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda padaku : “Apa yang kamu lakukan pada tawananmu semalam?” 

Aku berkata : “Wahai Rasulullah, ia mengajarkan padaku suatu kalimat yang mana Allah akan memberikan manfaat padaku sebab kalimat tersebut, lalu akupun membebaskannya.” 

Beliau bertanya : “Apa itu?” 

Aku berkata : “Ia berkata padaku : Ketika engkau bertempat di tempat tidurmu maka bacalah ayat kursi dari awal sampai ayatnya selesai, [اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ] (Allah itu tidak ada sesmbahan yang berhak disembah kecuali Dia yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri), . . .

lalu ia mengatakan padaku: (apabila engkau membacanya) maka sesungguhnya engkau akan mendapat penjagaan dari Allah yang tidak akan berhenti, dan sungguh setan tidak akan mendekat kepadamu sampai pagi hari.” Mereka (para sahabat) adalah yang paling berambisi terhadap kebaikan. – , . . .

dan Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Ingatlah, sesungguhnya ia telah jujur padamu, padahal asalnya ia pendusta, apakah engkau tahu siapa yang mengajakmu bicara sejak tiga malam lalu wahai Abu Hurairah?” 

Ia berkata : “Tidak.” 

Beliau bersabda : “Dia adalah setan.” (HR. Bukhari)

Dari kisah tersebut menggambarkan kepada kita bahwa hendaknya kita membaca ayat kursi ketika hendak tidur. Dengan membaca ayat tersebut maka Allah akan menjaga kita hingga pagi hari dan setan tidak akan berani mendekat kepada kita

Ada beberapa faedah yang dapat kita ambil dari bab ini dari hadits tersebut antara lain :
  • Setan bisa menyamar, menampakkan diri dan berinteraksi dengan manusia.
  • Sifat asli setan adalah pembohong, namun adakalanya ia jujur.
  • Tidak diperkenankan serta merta mengambil ilmu dari setan tanpa klarifikasi dengan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, karena sifat asli mereka adalah pendusta.
  • Disunnahkan membaca ayat kursi ketika hendak tidur.
  • Membaca ayat kursi akan mendatangkan penjagaan dari Allah dan tidak akan didekati oleh setan.
  • Diantara setan juga ada yang memakan makanan yang dimakan manusia.
  • Setan juga ada yang miskin, karena mereka merupakan makhluk yang memiliki kehidupan tersendiri sebagaimana manusia.

Keutamaan Ayat Kursi Sebagai Ayat Teragung

Segala ayat dalam al-Quran adalah ayat yang sangat agung. Namun, terdapat satu ayat yang paling agung di antara semua ayat yang ada dalam al-Quran, ialah ayat kursi. Dalam hadits diriwayatkan :

عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا أَبَا الْمُنْذِرِ، أَتَدْرِي أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللهِ مَعَكَ أَعْظَمُ؟ قَالَ: قُلْتُ: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَتَدْرِي أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللهِ مَعَكَ أَعْظَمُ؟ قَالَ: قُلْتُ: {اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ} [البقرة: 255]. قَالَ: فَضَرَبَ فِي صَدْرِي، وَقَالَ: وَاللهِ لِيَهْنِكَ الْعِلْمُ أَبَا الْمُنْذِرِ

Dari Ubay bin Ka’b berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : 

“Wahai Abu al-Mundzir, apakah kamu mengetahui ayat dari kitab Allah yang menurutmu paling agung?” 

Aku menjawab : “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” 

Beliau bersabda : “Wahai Abu al-Mundzir, apakah kamu mengetahui ayat dari kitab Allah yang menurutmu paling agung?” Aku menjawab : “[اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ] (Allah itu tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri)” 

Lalu beliau memegang dadaku dan bersabda : “Demi Allah, semoga dadamu dipenuhi dengan ilmu, wahai Abu al-Mundzir.” (HR. Muslim)

Keutamaan Ayat Kursi Sebagai Sayyidnya Segala Ayat

Ayat kursi adalah sayyidnya ayat dalam al-Quran karena isinya yang sangat agung. Dalam hadits tirmidzi diriwayatkan :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لِكُلِّ شَيْءٍ سَنَامٌ، وَإِنَّ سَنَامَ القُرْآنِ سُورَةُ البَقَرَةِ وَفِيهَا آيَةٌ هِيَ سَيِّدَةُ آيِ القُرْآنِ، هِيَ آيَةُ الكُرْسِيِّ.
هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ، لاَ نَعْرِفُهُ إِلاَّ مِنْ حَدِيثِ حَكِيمِ بْنِ جُبَيْرٍ. وَقَدْ تَكَلَّمَ شُعْبَةُ فِي حَكِيمِ بْنِ جُبَيْرٍ وَضَعَّفَهُ.

Dari Abu Hurairah berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Setiap sesuatu itu memiliki punuk, dan sesungguhnya punuknya Al Quran adalah surat Al Baqarah. Di dalamnya terdapat sayyidnya ayat Al Qur’an. Dialah ayat kursi.” (HR. Tirmidzi)

Imam At-Tirmidzi mengatakan : Hadits ini gharib (asing,) kami tidak mengetahuinya kecuali dari haditsnya Hakim bin Jubair. Syu’bah telah mengatakan perihal Hakim bin Jubair dan ia mendla’ifkannya.

Oleh : Adam Rizkala

Sumber https://www.nasehatquran.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel