Hai Lelaki! Jangan Pernah Mengasihi Perempuan Yang Belum Kamu Nikahi
Biasanya saya tidak menyerupai ini, namun sehabis mencar ilmu Syariat Islam, sudut padang saya sedikit berubah.
Satu bulan belakangan saya merasa menyerupai jatuh cinta kepada seorang wanita. Di awal perasaan itu muncul saya tidak begitu memperdulikannya, namun alhasil syaitan laknatullah bisa mengakibatkan celah itu untuk menggerogoti keimanan saya.
Saat mencar ilmu ilmu Tauhid, saya di ajarkan untuk mengesakan Allah dari suatu hal apapun dan selalu memikirkan Allah. Tapi ketika rasa cinta yang tidak seharusnya itu datang, kadang saya lebih sering memikirkan perempuan itu dibanding memikirkan Allah.
Semua ini sebetulnya persoalan yang gampang bila saja saya sudah siap untuk menikah. Tapi keadaannya kini saya masih terganjal persoalan finansial yang harus terlebih dulu saya selesaikan dan ada beberapa ahlak yang harus saya perbaiki.
Saya belum siap untuk melamar perempuan itu dan saya juga mustahil mengajak perempuan itu pacaran. Pacaran sebelum menikah bukanlah cara yang baik untuk memuliakan seorang wanita.
Memang masih banyak di luar sana perempuan yang mau diajak memulai semuanya dari nol, berjuang bersama menggapai harapan di bawah Rahmat Allah, gotong royong menghamba dan mengabdi di jalan Allah.
Bahkan di dalam Al Qur'an Surat An Nuur ayat 32 Allah berfirman yang artinya:
Dari surat itu saya paham, kalau menikah bisa menciptakan hidup kita jadi lebih baik dalam hal finansial atau ekonomi. Saya tidak menyangkal itu dan saya mengimani itu.
Namun saya tidak mau mengajak calon istri dan anak saya memulai semuanya dari nol terutama dalam hal finansial. Saya ingin ketika menikah saya sudah lebih dari bisa untuk menafkahi keluarga saya dan memenuhi segala kebutuhan duniawi mereka.
Akan sangat sakit hati saya bila melihat anak dan istri saya harus hidup kekurangan karna saya mengajak mereka memulai segalanya dari nol.
Dengan ini saya sadar, saya belum siap menikah dalam waktu dekat. Saya harus membuang perasaan saya terhadap perempuan itu jauh-jauh biar tidak dijadikan celah oleh syaitan laknatullah untuk terus menghancurkan keimanan saya.
Allah niscaya akan cemburu ketika saya lebih sering mengingat perempuan itu dari pada mengingat diriNya. Apa lagi perempuan itu belum saya nikahi. Dengan kata lain cinta saya ke perempuan itu haram hukumnya. Belum tentu juga perempuan itu akan menjadi jodoh saya nantinya.
Saat ini memang saya menyukai perempuan itu, tapi saya tidak tau apakah perempuan itu benar-benar baik untuk hidup saya di hadapan Allah. Saya selalu takut salah dalam memilih, maka saya selalu menyerahkan soal pilihan hidup saya kepada Allah. Pokoknya terserah Allah aja deh...
Allah berfirman dalam Al Alquran Surat Al Baqarah ayat 216 yang artinya:
Untuk kini tampaknya saya harus buang dulu perasaan ini. Kenapa dibuang? Kenapa tidak ditahan dan dipendam dulu?
Teman... Memendam perasaan cinta itu bukanlah hal yang mudah. Gelora cinta dan cemburu niscaya akan sering menyerang hatimu. Perasaan itu akan memenuhi pikiranmu dan usang kelamaan porsi keberadaan Allah di hatimu akan berkurang.
Begitulah bila kita berharap pada mahluk, kita niscaya akan sering kecewa. Berharaplah pada Allah, dan Allah tidak akan pernah mengecewakanmu.
Finally... Buang perasaan itu. Perbanyak mengingat Allah. Dan fokus perbaiki diri. Jika memang berjodoh, niscaya nanti Allah satukan di kawasan dan waktu yang tepat. Amiin.
Jakarta, 23 April 2018 Sumber http://www.ekokurniady.com/
Satu bulan belakangan saya merasa menyerupai jatuh cinta kepada seorang wanita. Di awal perasaan itu muncul saya tidak begitu memperdulikannya, namun alhasil syaitan laknatullah bisa mengakibatkan celah itu untuk menggerogoti keimanan saya.
Saat mencar ilmu ilmu Tauhid, saya di ajarkan untuk mengesakan Allah dari suatu hal apapun dan selalu memikirkan Allah. Tapi ketika rasa cinta yang tidak seharusnya itu datang, kadang saya lebih sering memikirkan perempuan itu dibanding memikirkan Allah.
Semua ini sebetulnya persoalan yang gampang bila saja saya sudah siap untuk menikah. Tapi keadaannya kini saya masih terganjal persoalan finansial yang harus terlebih dulu saya selesaikan dan ada beberapa ahlak yang harus saya perbaiki.
Saya belum siap untuk melamar perempuan itu dan saya juga mustahil mengajak perempuan itu pacaran. Pacaran sebelum menikah bukanlah cara yang baik untuk memuliakan seorang wanita.
Memang masih banyak di luar sana perempuan yang mau diajak memulai semuanya dari nol, berjuang bersama menggapai harapan di bawah Rahmat Allah, gotong royong menghamba dan mengabdi di jalan Allah.
Bahkan di dalam Al Qur'an Surat An Nuur ayat 32 Allah berfirman yang artinya:
"dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui".
Dari surat itu saya paham, kalau menikah bisa menciptakan hidup kita jadi lebih baik dalam hal finansial atau ekonomi. Saya tidak menyangkal itu dan saya mengimani itu.
Namun saya tidak mau mengajak calon istri dan anak saya memulai semuanya dari nol terutama dalam hal finansial. Saya ingin ketika menikah saya sudah lebih dari bisa untuk menafkahi keluarga saya dan memenuhi segala kebutuhan duniawi mereka.
Akan sangat sakit hati saya bila melihat anak dan istri saya harus hidup kekurangan karna saya mengajak mereka memulai segalanya dari nol.
Dengan ini saya sadar, saya belum siap menikah dalam waktu dekat. Saya harus membuang perasaan saya terhadap perempuan itu jauh-jauh biar tidak dijadikan celah oleh syaitan laknatullah untuk terus menghancurkan keimanan saya.
Allah niscaya akan cemburu ketika saya lebih sering mengingat perempuan itu dari pada mengingat diriNya. Apa lagi perempuan itu belum saya nikahi. Dengan kata lain cinta saya ke perempuan itu haram hukumnya. Belum tentu juga perempuan itu akan menjadi jodoh saya nantinya.
Saat ini memang saya menyukai perempuan itu, tapi saya tidak tau apakah perempuan itu benar-benar baik untuk hidup saya di hadapan Allah. Saya selalu takut salah dalam memilih, maka saya selalu menyerahkan soal pilihan hidup saya kepada Allah. Pokoknya terserah Allah aja deh...
Allah berfirman dalam Al Alquran Surat Al Baqarah ayat 216 yang artinya:
"Bisa jadi kau membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kau menyukai sesuatu, padahal ia amat jelek bagimu. Allah mengetahui, sedang kau tidak mengetahui."
Untuk kini tampaknya saya harus buang dulu perasaan ini. Kenapa dibuang? Kenapa tidak ditahan dan dipendam dulu?
Teman... Memendam perasaan cinta itu bukanlah hal yang mudah. Gelora cinta dan cemburu niscaya akan sering menyerang hatimu. Perasaan itu akan memenuhi pikiranmu dan usang kelamaan porsi keberadaan Allah di hatimu akan berkurang.
Begitulah bila kita berharap pada mahluk, kita niscaya akan sering kecewa. Berharaplah pada Allah, dan Allah tidak akan pernah mengecewakanmu.
Finally... Buang perasaan itu. Perbanyak mengingat Allah. Dan fokus perbaiki diri. Jika memang berjodoh, niscaya nanti Allah satukan di kawasan dan waktu yang tepat. Amiin.
Jakarta, 23 April 2018 Sumber http://www.ekokurniady.com/