Inilah 5 Amalan Yang Baik Dilakukan Oleh Orang Yang Sibuk
Sering kali sibuk sebab pekerjaan menciptakan seseorang menjadi lalai, lalai sama kewajiban, terutama kewajiban menjalankan ibadah, baik itu ibada shalat ataupun ibadah lainnya yang balasannya sanggup melupakan hakikat yang sebenarnya perihal tujuan kita diciptakan. Jika kita kaitkan dengan pertanyaan fundamental mengenai dari mana, untuk apa dan akan kemana kita. Maka tujuan kita diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah.
Sebenarnya banyak amalan yang sanggup dilakukan, meskipun kita sibuk dengan pekerjaan. maka dari itu, cobalah atau paksakan diri anda untuk meluangkan waktu untuk ibadah bukan melaksanakan ibadah di waktu luang.
Berikut ini amalan yang sanggup dilakukan untuk orang yang sibuk:
1. Dua Rakaat Shalat Sunnah Wudhu
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Al-Juhaniy radhiyallahu ‘anhu; ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seseorang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian shalat dua rakaat dengan sepenuh hati dan jiwa melainkan wajib baginya (mendapatkan) surga.” (HR. Muslim, no. 234)
Dari Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu; ia berkata, “Barangsiapa yang berwudhu menyerupai wudhuku ini kemudian bangun melaksanakan dua rakaat dengan tidak mengucapkan pada dirinya, maka dia akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari, no. 160 dan Muslim, no. 22)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Dianjurkan shalat dua rakaat sehabis berwudhu meskipun pada waktu yang dilarang, hal itu dikatakan oleh Syafi’iyyah.” (Al-Fatawa Al-Kubra, 5:345)
Zakariya Al-Anshari dalam kitab ‘Asna Al-Mathalib (1:44) mengatakan, “Dianjurkan bagi yang berwudhu, shalat dua rakaat sehabis wudhu pada waktu kapan pun.”
2. Dua Rakaat Shalat Sunnah Fajar
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha; Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua raka’at fajar (shalat sunnah qabliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim, no. 725).
Dalam lafal lain, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbicara mengenai dua raka’at dikala telah terbit fajar shubuh, “Dua raka’at shalat sunnah fajar lebih kucintai daripada dunia seluruhnya.” (HR. Muslim, no. 725).
Hadits kedua menjelaskan, yang dimaksud shalat sunnah fajar yaitu dikala telah terbit fajar shubuh. Karena sebagian orang keliru memahami shalat sunnah fajar dan shalat sunnah qabliyah shubuh. Ini terang keliru. Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Shalat sunnah Shubuh tidaklah dilakukan melainkan sehabis terbit fajar Shubuh. Dan dianjurkan shalat tersebut dilakukan di awal waktunya dan dilakukan dengan diperingan. Demikian pendapat Imam Malik, Imam Syafi’i dan jumhur (baca: mayoritas) ulama.” (Syarh Shahih Muslim, 6:3).
3. Shalat Berjamaah di Masjid bagi Laki-laki
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu malam mengakhirkan shalat Isya hingga tengah malam. Kemudian dia menghadap kami sehabis shalat, kemudian bersabda, “Shalat jamaah lebih baik 27 derajat dibanding shalat sendirian.” (HR. Bukhari, no. 645 dan Muslim, no. 650)
4. Wanita Shalat Di Rumah
Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik masjid bagi para perempuan yaitu di belahan dalam rumah mereka.” (HR. Ahmad, 6: 297. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyampaikan bahwa hadits ini hasan dengan banyak sekali penguatnya)
Namun kalau perempuan ingin melaksanakan shalat berjama’ah di masjid selama memperhatikan hukum menyerupai menutup aurat dan tidak menggunakan wangi-wangian, maka janganlah dilarang.
Dari Salim bin ‘Abdullah bin ‘Umar bekerjsama ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian menghalangi istri-istri kalian untuk ke masjid. Jika mereka meminta izin pada kalian maka izinkanlah dia.” (HR. Muslim, no. 442)
5. Memperbanyak Sujud (Memperbanyak Shalat Sunnah)
Ma’dan bin Abi Thalhah Al-Ya’mariy, ia berkata, “Aku pernah bertemu Tsauban (bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), kemudian saya berkata padanya, Beritahukanlah padaku suatu amalan yang karenanya Allah memasukkanku ke dalam surga. Tsauban malah diam.”
Kemudian ditanya kedua kalinya, ia pun masih diam. Sampai ketiga kalinya, Tsauban berkata, “Aku pernah menanyakan hal yang ditanyakan tadi pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda, “Hendaklah engkau memperbanyak sujud (perbanyak shalat) kepada Allah. Karena tidaklah engkau memperbanyak sujud sebab Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatmu dan menghapuskan dosamu.” Lalu Ma’dan berkata, “Aku pun pernah bertemu Abu Darda’ dan bertanya hal yang sama. Lalu sahabat Abu Darda’ menjawab sebagaimana yang dijawab oleh Tsauban padaku.” (HR. Muslim, no. 488)
Hadits di atas menyampaikan keutamaan (fadhilah) memperbanyak shalat khususnya shalat sunnah. Itulah maksud memperbanyak sujud. Imam Nawawi rahimahullah berkata bahwa maksud memperbanyak sujud yaitu memperbanyak sujud dalam shalat. (Syarh Shahih Muslim, 4:184).
sumber : rumaysho