Indah Dan Merdunya Alunan Shalawat Tarhim
Setiap menjelang waktu sholat Subuh dan Maghrib kita seluruh masyarakat muslim di indonesia tentu sudah tak abnormal lagi dengan bacaan shalawat tarhim. Sholawat tarhim ini sangat melegenda di tanah air dan menjadi lantunan shalawat yang menemani pagi hari kita setiap harinya terutama bulan Ramadhan pada waktu sahur dan imsyak. Alunan sholawat tarhim ini sangat lezat didengar, merdu dan menyentuh hati. Membuat pendengarnya terbangun dan semangat dalam menjalankan ibadah sholat Subuh maupun sholat Maghrib.
Dahulu sholawat tahrim ini diperdengarkan di hampir seluruh masjid dan musholla di tanah air terutama jawa timur. meski sekarang intensitasnya tidak menyerupai dulu, namun shalawat tarhim ini masih sering diperdengarkan selagi menunggu waktu subuh datang atau sesaat sebelum adzan dikumandangkan. Tak heran memang mengingat bait dan syairnya mengandung makna yang dalam.
Shalawat ini pertama kali dipopulerkan di Indonesia melalui Radio Yasmara (Yayasan Masjid Rahmat), Surabaya pada selesai tahun 1960'an. Penciptanya yaitu Shaikh Mahmud Khalil Al-Hushshariy, ketua Jam’iyyatul Qurro’ di Kairo, Mesir. Beliau yaitu ulama lulusan Universitas Al-Azhar dan merupakan salah satu Qâri’ paling ternama di jamannya, sampai-sampai ia digelari Shaikh al-Maqâri (yang hebat qiro'ah).
Syaikh Al-Hushshary dikenal sebab kepiawaiannya dalam membaca Al-Qur’an secara tartil. Ia menyampaikan bahwa membaca Al-Qur'an bukan semata-mata wacana irama (lagu) atau seni bacaannya, yang paling penting yaitu tartil: memahami bacaan Al-Qur'an dengan baik dan benar, yaitu melalui studi kebahasaan (linguistik) dan dialek Arab kuno, serta penguasaan teknik pelafalan abjad maupun kata-perkata dalam Al-Qur'an.
Bacaan shalawat Tarhim ini biasa kita dengar 10 menit sebelum adzan Shubuh. Karena 1 kali bacaan ini berdurasi kurang lebih 5 menit, dengan diulang 2 kali menjadi pas untuk mengisi jeda antara imsak hingga adzan Shubuh.
Berikut yaitu teks bacaan shalawat Tarhim, terjemah dan bahasa Arabnya.
(Syeikh Mahmud Khalil Al-Hushariy)