Tutorial Mengarahkan Antena

Kabar Terbaru - Kunci biar sanggup secara sukses mengarahkan antena pada sambungan jarak jauh yakni komunikasi. Jika anda merubah terlalu banyak variabel sekaligus (misalnya, satu tim mulai menggoyang-goyangkan antena sedangkan yang lain mencoba mengambil pengukuran kekuatan sinyal), maka proses akan membutuhkan waktu seharian dan mungkin akan berakhir dengan antena yang tidak terarah.


Anda akan mempunyai dua tim. Idealnya, setiap tim sebaiknya mempunyai sedikitnya dua orang: satu untuk mengambil pengukuran sinyal dan berkomunikasi dengan ujung yang sangat jauh, orang yang satunya lagi untuk menggerakkan antena. Ingatlah hal-hal ini selama mengerjakan sambungan jarak jauh.

 
1.      Uji semua perlengkapan terlebih dahulu. Anda tidak ingin bermain-main dengan setting ketika anda sudah berada di lapangan. Sebelum memisahkan peralatan, hidupkan segalanya, sambungkan setiap antena dan pigtail, dan pastikan anda sanggup membuat korelasi di antara alat-alat tersebut. Anda seharusnya sanggup kembali ke keadaan yang sudah diketahui ini dengan secara sederhana menghidupkan alat tersebut, tanpa harus log in atau merubah setting apapun. Sekarang yakni waktu yang sempurna untuk menyesuaikan polarisasi antena.

Baca Juga

2.      Bawa perlengkapan komunikasi cadangan. Walaupun ponsel biasanya cukup baik untuk dipakai di kota, sinyal penerimaan ponsel sanggup jelek atau tidak ada di tempat pedesaan. Bawalah radio FRS atau GMRS berdaya tinggi, atau kalau tim-tim anda mempunyai ijin radio amatir, gunakan sebuah rig amatir radio. Bekerja di tempat yang jauh sanggup membuat frustrasi kalau anda selalu bertanya kepada tim lainnya ”apakah kau sanggup mendengarkan saya sekarang?” Pilih akses komunikasi anda dan tes radio anda (termasuk baterainya) sebelum berpisah.

3.      Bawa sebuah kamera. Luangkan waktu untuk mendokumentasikan lokasi setiap tempat, termasuk gejala penting dan halangan di sekitarnya. Ini sanggup menjadi sangat mempunyai kegunaan nantinya untuk memilih kemungkinan korelasi lain ke lokasi tanpa harus mengunjungi tempat itu. Jika ini merupakan perjalanan pertama anda ke tempat tersebut, masukan koordinat GPS beserta ketinggiannya.  

4.      Mulai dengan memperkirakan arah dan ketinggian yang benar. Untuk memulai, kedua tim sebaiknya memakai triangulasi (menggunakan koordinat GPS atau sebuah peta) untuk mendapat citra arah yang dituju. Gunakan kompas untuk meluruskan antena ke arah yang diinginkan. Tanda-tanda alam atau bangunan besar sanggup mempunyai kegunaan untuk pengarahan. Jika anda sanggup memakai teropong untuk melihat ujung yang satunya, maka akan lebih baik. Ketika anda sudah membuat asumsi anda, lakukan pengukuran kekuatan sinyal. Jika anda cukup bersahabat dan sudah membuat asumsi yang baik, anda mungkin sudah mendapat sebuah sinyal.

5.      Jika semuanya gagal, buatlah tanda anda sendiri. Beberapa bentuk kondisi lapangan membuat sulit untuk memperkirakan posisi ujung sambungan yang lainnya. Jika anda sedang membangun sebuah sambungan di tempat dengan sedikit tanpa alam, gunakan / buatlah sendiri tanda tersebut ibarat layang-layang, balon, cahaya senter, nyala api, atau bahkan sinyal asap mungkin sanggup membantu. Anda tidak terlalu memerlukan sebuah GPS untuk mendapat citra kemana anda harus mengarahkan antena anda.  




6.     Uji sinyal di kedua tempat, tetapi hanya satu setiap saat. Ketika kedua ujung sudah mempunyai asumsi terbaik, antena ujung dengan gain terendah harus ditetapkan pada posisinya. Menggunakan alat pemantau yang baik (seperti Kismet, Netstumbler, atau built-in klien nirkabel yang baik), tim dengan gain antena tertinggi secara perlahanlahan menyapunya secara horisontal sekaligus mengamati meteran sinyal. Ketika posisi terbaik sudah ditemukan, coba ubah ketinggian antena. Setelah posisi yang mungkin terbaik ditemukan, kuncilah antena secara kukuh pada tempatnya dan beri tanda kepada tim yang lain untuk mulai secara perlahan menyapu tempat sekitar. Ulangi proses ini beberapa kali hingga diperoleh posisi yang terbaik untuk kedua antena.

7.      Jangan sentuh antena ketika mengukur. Badan anda akan mempengaruhi contoh radiasi antena. Jangan sentuh antena, dan jangan berada di garis edar tembakan, ketika mengambil pengukuran kekuatan sinyal. Ini juga berlaku untuk tim yang berada di sisi lain sambungan.

8.      Jangan takut untuk melewati sinyal penerimaan terbaik. Seperti yang sudah kita lihat di pecahan empat, contoh radiasi antenna terdiri dari beberapa sidelobe yang lebih kecil, disamping sidelobe utama yang jauh lebih besar. Jika sinyal anda yang diterima kecil, anda mungkin sudah menemukan sidelobe. Teruskan melaksanakan sweeping secara perlahan-lahan melewati sidelobe itu biar sanggup menemukan lobe utama.    

9.      Sudut antena mungkin tampak salah. Lobe utama antena kadang hanya berada di satu sisi atau sentra antena tampaknya salah arah. Parabola dengan offset feed akan terlihat mengarah terlalu ke bawah, atau bahkan ke tanah. Jangan khawatir mengenai bagaimana antena terlihat; anda hanya perlu memperhatikan bagaimana mencari posisi terbaik untuk mendapat sinyal terbesar yang diterima.  

10.      Teliti kembali polarisasi. Anda sanggup menjadi frustrasi untuk mencoba mengarahkan antena hanya alasannya ternyata tim yang lain memakai polarisasi yang berlawanan. Sekali lagi, ini sebaiknya diubahsuaikan sebelum meninggalkan pangkalan, namun kalau sambungan tetap lemah, melaksanakan pengecekan ulang tidak ada salahnya.   

Dengan bekerja secara terstruktur dan berkomunikasi dengan baik, anda sanggup menyelesaikan

pekerjaan pengarahan antena dengan gain yang tinggi dalam waktu yang singkat saja.
Jika  dilakukan dengan semestinya, ini seharusnya menjadi sesuatu yang menyenangkan.


Sumber http://www.virtualofworld.com/

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel