Islam Bukan Agama Laknat Dan Cela

Islam Bukan Agama Laknat Dan Cela

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ يَقُوْلُ: قَالَ رَسُولُاللهِ: "لاَيَكُوْنُ اللَّعَّانُوْنَ شُفَعَاءَ وَلاَشُهَدَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ".
(صحيح مسلم, رقم الحديث 85 - (2598),).
Dari Abu Darda berkata : " Rasulullah saw. bersabda : Orang yang suka melaknat tidak akan memberi syafaat dan tidak akan menjadi pemberi syafaat dan tidak akan menjadi saksi pada hari final zaman ".
( Shahih Muslim No.85 (2598)).

Perawihadits       :                                                                                                                                                            
Abu Darda yaitu Uwaimir bin Zaid bin Qais al-Anshari al-Khazraji, masuk Islam pada perang Badar. Ia populer sebagai orang yang bijaksana dalam umat Islam, pemimpin para Qari di Damaskus serta qadhi di sana. Ia juga termasuk orang yang mengumpulkan al-Qur'an serta menghafalnya pada masa hidup Rasulullah saw. Diriwayatkan darinya 179 hadits.
Ia meniggal tahun 32 H. pada usia 72 tahun, tiga tahun sebelum kejadian pembunuhan Utsman .
Beberapa faedah hadits ini yaitu :
1)   Ada beberapa syarah berkaitan dengan hadits ini, diantaranya :
a)      Orang yang suka melaknat tidak menjadi saksi di dunia dan tidak diterima persaksian            mereka sebab kefasikan mereka.
b)      Mereka tidak akan diberi rezeki syahid di jalan Allah swt.
c)      Mereka tidak akan menawarkan syafaat pada hari final zaman saat orang-orang mukmin            memberi syafaat kepada saudara mereka yang masuk neraka.
2)      Hadits ini dikategorikan sebagai peringatan keras dari prilaku laknat, sebab laknat bukan            merupakan prilaku terpuji dan bukan budpekerti yang baik.

3)      Islam yaitu agama kasih sayang dan tolong menolong kepada kebaikan dan ketakwaan dan       bukan agama laknat dan celaan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel