Macam-Macam Teori Mencar Ilmu Dan Pembelajaran
Belajar merupakan proses bagi insan untuk menguasai banyak sekali kompetensi, ketrampilan dan sikap. Proses mencar ilmu dimulai semenjak insan masih bayi hingga sepanjang hayatnya. Kapasitas insan untuk mencar ilmu merupakan karakteristik penting yang membedakan insan dari makhluk hidup lainnya. Kajian perihal kapasitas insan untuk belajar, terutama perihal bagaimana proses mencar ilmu terjadi pada insan mempunyai sejarah panjang dan telah menghasilkan bermacam-macam teori.
1. Teori Behavioristik
Premis dasar teori mencar ilmu behavioristik menyatakan bahwa interaksi antara stimulus respons dan penguatan terjadi dalam suatu proses belajar. Teori mencar ilmu behavioristik sangat menekankan pada hasil belajar, yaitu perubahan tingkah laris yang sanggup dilihat. Hasil mencar ilmu diperoleh dari proses penguatan atas respons yang muncul terhadap stimulus yang bervariasi.
Salah satu teori mencar ilmu behavioristik yakni teori classical conditioning dari Pavlov yang didasarkan pada reaksi sistem tak terkondisi dalam diri seseorng serta gerak refleks sesudah mendapatkan stimulus. Menurut Pavlov, penguatan berperan penting dalam mengkondisikan munculnya respons yang diharapkan. Jika penguatan tidak dimunculkan, dan stimulus hanya ditampilkan sendiri, maka respons terkondisi akan menurun dan/menghilang. Namun, suatu ketika respons tersebut sanggup muncul lagi.
Sementara itu, connectionism dari Thorndike menyatakan bahwa mencar ilmu merupakan proses coba-coba sebagai reaksi terhadap stimulus. Respons yang benar akan semakin diperkuat melalui serangkaian proses coba-coba, sementara respons yang tidak benar akan menghilang. Akibat menyenangkan dari suatu respons akan memperkuat kemungkinan munculnya respons. Respons yang benar diperoleh dari proses yang berulang kali yang sanggup terjadi hanya jikalau siswa dalam keadaan siap. Teori behaviorism dari Watson menyatakan bahwa stimulus dan respons yang menjadi konsep dasar dalam teori sikap haruslah berbentuk tingkah laris yang sanggup diamati. Interaksi stimulus dan respons merupakan proses pengkondisian yang akan terjadi berulang-ulang untuk mencapai hasil yang cukup kompleks.
Menuru teori mencar ilmu kognitif intinya setiap orang dalam bertingkah laris dan mengerjakan segala sesuatu senantiasa dipengaruhi oleh tingkat-tingkat perkembangan dan pemahamannya atas dirinya sendiri. Setiap orang mempunyai kepercayaan, ide-ide dan prinsip yang dipilih untuk kepentingan dirinya. Teori kognitif berasal dari teori kognitif dan teori psikologi. Aspek kognitif mempersoalkan bagaimana seseorang memperoleh pemahaman mengenai dirinya dan lingkungannya dan bagaimana ia bekerjasama dengan lingkungan secara sadar. Sedangkan aspek psikologis membahas masalah kekerabatan atau interaksi antara orang dan lingkungan psikologisnya secara bersamaan. Psikologi kognitif menekankan pada penting proses internal atau proses-proses mental.

Menurut teori mencar ilmu kognitif, mencar ilmu merupakan proses-proses internal yang tidak sanggup diamati secara langsung. Adapun tujuan teori ini adalah:
a. Membentuk kekerabatan yang teruji, teramalkan dari tingkah laris orang-orang pada ruang kehidupan mereka sendiri secara spesifik sesuai dengan situasi psikologisnya.
b. Membantu guru untuk memahami orang lain, terutama muridnya, dan membantu dirinya sendiri.
c. Mengkonstruksi prinsip-prinsip ilmiah yang sanggup diterapkan dalam kelas dan menghasilkan mekanisme yang memungkinkan mencar ilmu menjadi produktif.
d. Teori mencar ilmu kognitif menjelaskan bagaimana seseorang mencapai pemahaman atas diri dan lingkungannya kemudian menafsirkan bahwa diri dan lingkungannya merupakan faktor yang saling berkaitan.
Insight yakni pemahaman dasar yang sanggup diaplikasikan pada beberapa situasi yang sama atau hamper sama. Dapat juga dikatakan insight yakni pemahaman terhadap suatu situasi secara mendalam. Insight terjadi dengan malihat kasus- kasus/kejadian yang terpisah, kemudian manggeneralisasikannya sehingga timbul pemahaman.
Perbedaan pandangan teori kognitif dan teori conditioning stimulus-respons yakni sebagai berikut.
a. Teori kognitif menekankan pada fungsi-fungsi psikologis, sedangkan teori behaviorisme pada segi fisiknya saja.
b. Teori kognitif berfokus pada situasi ketika ini, sedangkan teori behaviorisme pada sejarah masa lalu.
c. Dalam proses kognitif terjadi interaksi antara insan dengan lingkungannya secara simultan dan saling membutuhkan.
Prinsip-prinsip dasar teori mencar ilmu kognitif sanggup dirumuskan sebagai berikut:
a. Belajar merupakan kejadian mental yang bekerjasama dengan berpikir, perhatian, persepsi, pemecahan masalah, dan kesadaran.
b. Sehubungan dengan pembelajaran, teori mencar ilmu sikap dan kognitif pada jadinya setuju bahwa guru harus memperhatikan sikap siswa yang tampak, ibarat penyelesaian kiprah rumah, hasil tes, disamping itu juga harus memperhatikan faktor insan dan lingkungan psikologisnya.
c. Ahli kognitif percaya bahwa kemampuan berpikir setiap orang tidak sama dan tidak tetap dari waktu ke waktu. Model teori mencar ilmu kognitif yang banyak diterapkan dalam dunia pendidikan yakni model mencar ilmu inovasi dari Brunner, model mencar ilmu bermakna dari Ausebel, model pemrosesan isu dan model kejadian pembelajaran dari Rober Gagne, dan model “perkembangan intelektual” dari Jean Piaget.
3. Teori Belajar Konstruktivisme
Constructivism merupakan teori dari Piaget. Menurut cara pandang teori ini bahwa mencar ilmu yakni proses untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata dari lapangan. Artinya siswa akan cepat mempunyai pengetahuan jikalau pengetahuan itu dibangun atas dasar realitas yang ada di dalam masyarakat.
Konsekuensinya pembelajaran harus bisa memperlihatkan pengalaman nyata bagi siswa. Sehingga model pembelajarannya dilakukan secara natural. Penekanan teori ini bukan pada membangun kualitas kognitif, tetapi lebih pada proses untuk menemukan teori yang dibangun dari realitas lapangan.
4. Teori Belajar Humanistik
Menurut teori humanistik, proses mencar ilmu harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia. Oleh alasannya yakni itu, teori mencar ilmu humanistik sifatnya lebih menekankan bagaimana memahami masalah insan dari banyak sekali dimensi yang dimiliki, baik dimensi kognitif, afektif dan psikomotorik.
Teori mencar ilmu ini lebih banyakberbicara perihal konsep-konsep pendidikan untuk membentuk insan yang dicita-citakan, serta perihal proses mencar ilmu dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada pengertian mencar ilmu dalam bentuknya yang paling ideal daripada pemahaman perihal proses mencar ilmu sebagaimana apa adanya, ibarat yang selama ini dikaji oleh teori- teori mencar ilmu lainnya.
Teori humanistik beropini bahwa teori mencar ilmu apapun, sarana prasarana apapun sanggup dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan insan yaitu mencapai kesempurnaan hidup bagi insan dengan indikasi (a) kemampuan aktualisasi diri, (b) kualitas pemahaman diri serta (c) kemampuan merealisasikan diri dalam kehidupan yang nyata.
Berdasarkan perkiraan tersebut, maka sanggup dikatakan bahwa teori humanistic bersifat sangat eklektik. Tidak sanggup disangkal lagi bahwa setiap pendirian atau pendekatan mencar ilmu tertentu, akan ada kebaikan dan ada pula kelemahannya. Dalam arti ini eklektisisme bukanlah suatu sistem dengan membiarkan unsure-unsur tersebut dalam keadaan sebagaimana adanya. Teori humanistik akan memanfaatkan teori- teori apapun asal tujuannya tercapai, yaitu memanusiakan manusia. Makara teori mencar ilmu itu ada bermacam-macam.
Diantaranya ibarat yang telah dijelaskan diatas. Masing-masing dari teori tersebut mempunyai kekurangan dan kelebihan. Tetapi semua teori tersebut tentunya juga mempunyai manfaat bila diterapkan dalam pembelajaran. Pembelajaran yakni setiap perubahan sikap yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang insan sanggup melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri.Konsep tersebut yakni teoretis, dan dengan demikian tidak secara eksklusif sanggup diamati:
Anda telah melihat individu mengalami pembelajaran, melihat individu berperilaku dalam cara tertentu sebagai hasil dari pembelajaran, dan beberapa dari Anda (bahkan saya rasa lebih banyak didominasi dari Anda) telah "belajar" dalam suatu tahap dalam hidup Anda. Dengan perkataan lain, kita sanggup menyimpulkan bahwa pembelajaran telah terjadi ketika seorang individu berperilaku, bereaksi, dan merespons sebagai hasil dari pengalaman gres dengan satu cara yang berbeda dari caranya berperilaku sebelumnya.
Sumber https://pakarmakalah.blogspot.com/