Gangguan Psikologis Dan Penyebabnya
Keberadaan jiwa seseorang akan sanggup diketahui melalui sikap, sikap atau penampilannya yang dengan fenomena itu seseorang sanggup dinilai atau ditafsirkan bahwa kondisi kejiwaan atau rohaniyah dalam keadaan baik, sehat dan benar atau tidak.
Menurut Dr Kartini Kartono gangguan psikologis / kejiwaan yaitu ketidakmampuan individu dalam menghadapi realitas, yang membuahkan banyak konflik mental pada dirinya. Biasanya penderita yang tidak sehat mentalnya yaitu individu yang tidak bisa atau sengaja tidak mau memikul tanggung jawab kedewasaan.
Akibat-akibat jelek yang akan ditimbulkan oleh sikap, sifat dan sikap yang tidak sehat secara psikologis dalam perspektif Islam yaitu padamnya dan lenyapnya “Nur Ilahiyah” yang menghidupkan kecerdasan-kecerdasan hakiki dari dalam diri seorang hamba, sehingga ia sangat sulit melaksanakan adaptasi, baik dengan lingkungan vertikalnya maupun lingkungan horisontalnya.
Indikasi-indikasi yang menunjukan telah kehilangnya Nur Ilahiyah yang menerangi kecerdasan-kecerdasan hakiki yang fitrah itu antara lain.
a. Jiwa kehilangan power dan energi untuk mendorong melaksanakan perbuatan, tindakan dan usaha dalam rangka menegakkan sikap, sikap dan potensi ketenangan kedamaian dan sopan santun. Firman
Allah dalam surat Asy- syam 9 – 10 : Artinya : Sesungguhnya telah beruntunglah bagi siapa saja yang telah mensucikan jiwanya dan sebenarnya telah merugilah bagi siapa saja yang mengotorinya.
b. Akal fikiran telah kehilangan power dan energi untuk merenungkan, memikirkan dan menganalisa diam-diam ayat-ayat Allah, baik yang tertulis dalam al-Qur’an maupun yang tertulis diseluruh alam semesta
c. Qalbu (hati yang lembut) telah kehilangan power dan energi untuk menanggap dan mendapatkan hidayah, irsyad, firasat dan ilham, bahkan ia tidak sanggup menampakkan ayat-ayat dan diam-diam ketuhanan secara kesysyaf (penyingkapan alam gaib)
d. Inderawi kehilangan power dan energi untuk menangkap obyek dan hakekat lahiriyah ayat-ayat Allah, hakikat fenomena dan insiden yang berada terjadi di lingkungannya
e. Jasad kehilangan power dan energi untuk tegak bangkit kokoh dalam mengaplikasikan perbaikan, kebenaran kemanfaatan dan keselamatan yang hakiki, akan tetapi justru jasad sangat kokoh dan kuat kalau bangkit dalam melaksanakan aktifitas perusahaan, kedustaan, kehancuran dan tipu daya.
Sedangkan berdasarkan analisis Dzunnun Al – Mishri mengemukakan aneka macam alasannya ketidak sempurnakan identitas kepribadian seseorang dan penyebab kerusakan jiwanya. Dzunnun al mishri berkata “ada enam yang mengembuskan kerusakan pada jiwa manusia. Pertama, lemah niat untuk berzakat keakuratan. Kedua, menggadaikan tubuh untuk syahwat. Ketiga, angan-angan yang muluk-muluk padahal maut telah akrab waktunya. Keempat, mengutamakan ridha makhluk dari pada ridha khaliq. Kelima, mengikuti hawa nafsu dan mengempaskan sunnah Nabi SAW. Keenam, menjadikan sedikit kekeliruan ulama dulu (salaf) sebagai hujah untuk dirinya dan mengubur (menyembunyikan) sikap baik mereka yang begitu banyak.
Penyebab Gangguan Psikologis
Manusia modern yang lebih maju dari masyarakat tradisional idealnya bisa berpikir logis dan bisa memakai aneka macam tehnologi untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Dengan kecerdasannya insan modern semestinya lebih bijak dan arif, tetapi dalam kenyataannya banyak insan yang kualitas kemanusiaannya lebih rendah dari pada kemajuan berpikir dan tehnologi yang dicapai. Akibat dari ketidakseimbangan ini, mereka sangat gampang terjangkit gangguan-gangguan kejiwaan menyerupai :
a. Keterasingan (alienasi)
Manusia modern tidak jarang mengalami keterasingan terhadap dirinya sendiri. Mereka sering kali tidak bisa memahami pribadi dan harapan hidupnya sendiri. Hal ini disebabkan lantaran 1) Perubahan sosial yang berlangsung cepat, 2) Hubungan antar insan sudah menjadi gersang, 3) Lembaga tradisional sudah menjelma forum rasional, 4) Masyarakat yang homogen sudah menjelma heterogen dan, 5) Stabilitas sosial menjelma mobilitas sosial.
b. Stress
Stress yaitu reaksi atau tanggapan tubuh terhadap aneka macam tuntutan atau beban atasnya yang bersifat non spesifik. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan (melampaui kemampuan seseorang) disebut distress. Stess dalam kehidupan merupakan sesuatu yang tak bisa dihindari. Masalahnya yaitu bagaimana insan hidup dengan stess tanpa distress. Setiap keadaan atau insiden yang menimbulkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang itu terpaksa harus mengadakan adaptasi, maka inilah yang biasa disebut stressor psikososial (sumber stres). Pada umumnya jenis stressor psikososial yaitu :
1) Perkawinan
Berbagai permasalahan perkawinan merupakan sumber yang dialami seseorang, contohnya pertengkaran, perceraian dan sebagainya. Stressor ini sanggup mengakibatkan seseorang mengalami depresi dan kecemasan.
2) Problem orang tua
Problem yang dihadapi orang renta tidak mempunyai anak, kenakalan anak dan dilema keluarga yang lain sanggup menjadi sumber stress bagi seseorang.
3) Hubungan interpersonal
Hubungan ini bisa menjadi stesor kalau terjadi konflik antar pihak
4) Pekerjaan
Pekerjaan yang terlalu banyak hingga kehilangan pekerjaan sanggup menciptakan seseorang terkena stres.
5) Lingkungan hidup
Kondisi lingkungan yang jelek sanggup besar lengan berkuasa besar bagi kesehatan dan kepribadian seseorang. Lingkungan hidup bisa menjadi stesor berat bagi masyarakat desa yang berurbanisasi, lantaran belum mempunyai kesiapan mental untuk menghadapi godaan-godaan dan kesulitan-kesulitan hidup di kota, sehingga mereka gampang mengalami ketegangan jiwa”.
6) Keuangan
Kondisi ekonomi yang tidak sehat menyerupai banyak hutang dan kebangkrutan usaha sanggup menjadi pemicu seseorang terkena stres.
7) Hukum
Stres sanggup disebabkan lantaran terbentur pada standar-standar dan norma-norma sosial tertentu, sehingga orang bisa merasa tertekan dengan keadaan tersebut.
8) Perkembangan
Perkembangan fisik maupun mental seseorang pada masa remaja, cukup umur dan usia lanjut sanggup mengakibatkan depresi dan kecemasan seseorang, terutama bagi mereka yang memasuki usia lanjut.
9) Penyakit fisik
Stres juga timbul tanggapan penyakit fisik menyerupai kanker, jantung dan cacat tanggapan kecelakaan.
10) Faktor keuangan
Keluarga menunjukkan imbas besar pada kepribadian dan kesehatan seseorang, sehingga apabila kondisi keluarga tidak harmonis, maka sanggup mengakibatkan stres bagi individu.
c. Depresi
Depresi yaitu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan (afektif) yang ditandai dengan :
1) Perasaan murung, sedih, gairah hidup menurun dan tidak semangat
2) Perasaan berdosa, bersalah dan penyesalan
3) Konsentrasi dan daya ingat menurun
4) Nafsu makan dan berat tubuh menurun
5) Gangguan tidur (insomania atau hipersomania) dan mimpi-mimpi jelek
6) Hilangnya minat semangat, kreativitas dan produktivitas menurun
7) Pikiran – pikiran final hidup dan bunuh diri
Salah satu jenis depresi yang sering dialami seseorang yaitu Post Power Syndrome (Sindrom Purna Kuasa). Dunia modern yang penuh persaingan hidup menuntut insan untuk bekerja keras, lantaran selain mendapatkan ganjaran materiil berupa uang dan akomodasi lainnya bekerja juga menunjukkan penghargaan, status sosial dan prestise yang sangat berarti bagi kehidupan seseorang. Kebiasaan menikmati kesenangan tersebut mengakibatkan orang gampang terkena depresi bila kehilangan sesuatu yang dimiliki dan mengakibatkan ketidakseimbangan mental emosional.
d. Frustasi
Kehidupan modern yang demikian kompetitif mengakibatkan insan harus mengerahkan seluruh pikiran, tenaga dan kemampuannya. Mereka terus bekerja dan bekerja tanpa mengenal batas dan kepuasan. Hasil yang dicapai tidak pernah disyukurinya dan apabila mereka gagal, gampang putus asa dan kehilangan pegangan. Salah satu keadaan dimana satu kebutuhan tidak bisa terpenuhi dan tujuan tidak bisa tercapai sehingga orang kecewa dan mengalami halangan dalam usahanya untuk mencapai tujuan, maka putus asa sanggup menimbulkan aneka macam bentuk tingkah laris aktif. Misalnya, seseorang sanggup mengamuk dan menghancurkan orang lain, merusak barang atau mengakibatkan disorganisasi pada struktur kepribadian sendiri. Namun sebaliknya putus asa sanggup memunculkan satu usaha dan usaha gres yang menguntungkan kehidupan batin seseorang.
Manusia modern yang telah kehilangan makna hidup dan pegangan hidupnya, akan cenderung melampiaskan kekecewaan dalam reaksi negatif. Reaksi-reaksi putus asa negatif yang merupakan upaya pembelaan diri yang negatif antara lain :
1) Agresi yaitu kemarahan yang meluap-luap dan melaksanakan serangan secara kasar dengan jalan tidak wajar. Kemarahan-kemarahan semacam ini niscaya mengganggu fungsi intelegensi, sehingga harga diri orang tersebut bisa merosot tanggapan tingkah laris bernafsu berlebihan tadi.
2) Rasionalisasi yaitu proses pembenaran kelakuan sendiri dengan mengemukakan alasan yang masuk logika atau yang bisa diterima secara sosial untuk menggantikan alasan yang sesungguhnya. Dia menganggap dirinya paling benar dan menganggap orang lain biang keladi kegagalan yang dialami
3) Narsism yaitu cinta diri yang ekstrim, paham menganggap diri sangat superior dan penting, sehingga ia tidak perlu mengetahui dan memikirkan orang lain
4) Autisme yaitu tanda-tanda menutup diri sendiri secara total dan tidak mau bekerjasama lagi dengan dunia luar. Keasyikan ekstrim dengan pikiran dan fantasinya sendiri. Individu yang bersangkutan merasa dirinya makhluk paling baik dna menganggap orang lain buruk, munafik, palsu dan patut dicurigai.
e. Kecemasan
Stres, kecemasan dan depresi mempunyai korelasi serta. Seseorang yang mengalami stres sanggup diartikan orang itu menunjukkan keluhan-keluhan fisik, depresi dan kecemasan. Sementara depresi murni jarang terjadi, tetapi selalu diikuti dengan komponen kecemasan yang menyertainya.
1) Takut khawatir
2) Firasat jelek
3) Takut akan pikirannya sendiri
4) Mudah tersinggung
5) Tegang, tidak bisa istirahat dengan tenang
6) Gelisah, gampang terkejut
7) Gangguan tidur dengan mimpi-mimpi yang menegangkan
8) Gangguan konsentrasi dna daya ingat
9) Jantung berdebar-debar, dada sesak, nafas pendek
10) Gangguan pencernaan
11) Nyeri otot, pegal linu, kaku, perasaan menyerupai ditusuk – tusuk, dan tubuh panas cuek
12) Gangguan seksual
Perasaan cemas yang diderita insan modern, bersumber dari hilangnya makna hidup (the meaning of life) yang merupakan motivasi utama dalam menjalani hidup ini. Kecenderungan kehidupan yang dijalani berdasarkan tuntutan orang lain (trend), bukan dari diri sendiri. Kehidupan yang demikian menjadikan seseorang dilanda kecemasan lantaran ada konflik dalam diri. Kecemasan berdasarkan Freud berkembang dari konflik antara id, ego dan super ego yang memaksa seseorang melaksanakan sesuatu. Feud membagi kecemasan dalam tiga bentuk, yaitu kecemasan realita, kecemasan neurotik dna kecemasan moral. Kecemasan realitas yaitu rasa takut akan ancaman yang tiba dari dunia luar. Kecemasan neurotik yaitu rasa takut kalau insting akan ke luar dari jalur dan mengakibatkan perbuatan yang melanggar hukum. Sementara kecemasan modal yaitu perasaan takut terhadap hati nuraninya sendiri yang mengakibatkan seseorang merasa bersalah kalau bertentangan dengan kode moral.
Menurut el Taftazani Kecemasan yang melanda seseorang disebabkan lantaran tiga faktor yaitu : a) Hilangnya keimanan, b). menyembah Tuhan selain Allah dan c). Penyimpangan dari nilai-nilai moral.
f. Neurosis
Kehidupan modern yang ditandai dengan kemajuan dalam bidang transportasi komunikasi juga arus urbanisasi menimbulkan disintegrasi personal yang lebih parah dari sekedar stres, depresi, tetapi neurosis-neurosis yaitu bentuk gangguan fungsional pada sistem syaraf, meliputi teladan disintegrasi sebagian kepribadian.
Berkurangnya kontak antara pribadi dan lingkungan sekitarnya. Gangguan ini ditandai dengan :
1) Penglihatan diri yang tidak lengkap terhadap kesulitan pribadi
2) Memendam banyak konflik
3) Reaksi-reaksi kecemasan
4) Lemahnya sebagian dari struktur kepribadian
5) Sering dihinggapi fobia, gangguan pencernaan dan tingkah laris obsesif – kompulsif.
Sebab-sebab neurosis selain dari faktor internal yaitu pribadi yang sangat stabil, tidak imbang dan kemauannya sangat lemah. Serta putus asa dan konflik-konflik emosional. Gangguan-gangguan ini juga disebabkan lantaran tekanan-tekanan sosial yang berat dan tekanan kultural yang sangat kuat yang menimbulkan kecemasan dan ketegangan dalam batin yang kronis.
g. Psikosis
Cultural lag yaitu kegagalan lembaga-lembaga sosial mengejar perkembangan budaya ilmu dan budaya materiil, sehingga ada ketidakcocokan antara budaya materiil dengan budaya spiritual, sosial dan ekonomi pada hidup insan di masa modern ini. Bukanlah hal tidak mungkin kalau seseorang mengalami gangguan mental yang lebih parah. Psikosis merupakan gangguan mental parah yang ditandai dengan disintegrasi kepribadian, maladjusment sosial yang berat, orangnya tidak bisa mengadakan korelasi sosial dengan dunia luar dna terdapat gangguan pada huruf dan fungsi intelektual. Seseorang yang menderita psikosis sering mengalami ketakutan hebat, mengamuk dan juga melaksanakan usaha-usaha bunuh diri. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menyebut penderita psikosis ini sebagai orang gila.
h. Degradasi Moral
Sebagai tanggapan lebih jauh dari dangkalnya kepercayaan dan teladan hidup materlalistic sebagaimana telah disebutkan di atas, maka insan dengan gampang sanggup memakai prinsip menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan. Jika hal ini terjadi, maka terjadilah kerusakan watak dalam segala bidang, baik ekonomi, politik, sosial dan lain sebagainya.
Beberapa dampak negatif dari kehadiran IPTEK yang berwatak tak bermoral serta teladan hidup materialistic inilah nampaknya bukan dilema gres lagi dan harus dicari solusinya.
Sumber https://pakarmakalah.blogspot.com/
Menurut Dr Kartini Kartono gangguan psikologis / kejiwaan yaitu ketidakmampuan individu dalam menghadapi realitas, yang membuahkan banyak konflik mental pada dirinya. Biasanya penderita yang tidak sehat mentalnya yaitu individu yang tidak bisa atau sengaja tidak mau memikul tanggung jawab kedewasaan.
Akibat-akibat jelek yang akan ditimbulkan oleh sikap, sifat dan sikap yang tidak sehat secara psikologis dalam perspektif Islam yaitu padamnya dan lenyapnya “Nur Ilahiyah” yang menghidupkan kecerdasan-kecerdasan hakiki dari dalam diri seorang hamba, sehingga ia sangat sulit melaksanakan adaptasi, baik dengan lingkungan vertikalnya maupun lingkungan horisontalnya.
Indikasi-indikasi yang menunjukan telah kehilangnya Nur Ilahiyah yang menerangi kecerdasan-kecerdasan hakiki yang fitrah itu antara lain.
a. Jiwa kehilangan power dan energi untuk mendorong melaksanakan perbuatan, tindakan dan usaha dalam rangka menegakkan sikap, sikap dan potensi ketenangan kedamaian dan sopan santun. Firman
Allah dalam surat Asy- syam 9 – 10 : Artinya : Sesungguhnya telah beruntunglah bagi siapa saja yang telah mensucikan jiwanya dan sebenarnya telah merugilah bagi siapa saja yang mengotorinya.
b. Akal fikiran telah kehilangan power dan energi untuk merenungkan, memikirkan dan menganalisa diam-diam ayat-ayat Allah, baik yang tertulis dalam al-Qur’an maupun yang tertulis diseluruh alam semesta
c. Qalbu (hati yang lembut) telah kehilangan power dan energi untuk menanggap dan mendapatkan hidayah, irsyad, firasat dan ilham, bahkan ia tidak sanggup menampakkan ayat-ayat dan diam-diam ketuhanan secara kesysyaf (penyingkapan alam gaib)
d. Inderawi kehilangan power dan energi untuk menangkap obyek dan hakekat lahiriyah ayat-ayat Allah, hakikat fenomena dan insiden yang berada terjadi di lingkungannya
e. Jasad kehilangan power dan energi untuk tegak bangkit kokoh dalam mengaplikasikan perbaikan, kebenaran kemanfaatan dan keselamatan yang hakiki, akan tetapi justru jasad sangat kokoh dan kuat kalau bangkit dalam melaksanakan aktifitas perusahaan, kedustaan, kehancuran dan tipu daya.
Sedangkan berdasarkan analisis Dzunnun Al – Mishri mengemukakan aneka macam alasannya ketidak sempurnakan identitas kepribadian seseorang dan penyebab kerusakan jiwanya. Dzunnun al mishri berkata “ada enam yang mengembuskan kerusakan pada jiwa manusia. Pertama, lemah niat untuk berzakat keakuratan. Kedua, menggadaikan tubuh untuk syahwat. Ketiga, angan-angan yang muluk-muluk padahal maut telah akrab waktunya. Keempat, mengutamakan ridha makhluk dari pada ridha khaliq. Kelima, mengikuti hawa nafsu dan mengempaskan sunnah Nabi SAW. Keenam, menjadikan sedikit kekeliruan ulama dulu (salaf) sebagai hujah untuk dirinya dan mengubur (menyembunyikan) sikap baik mereka yang begitu banyak.

Penyebab Gangguan Psikologis
Manusia modern yang lebih maju dari masyarakat tradisional idealnya bisa berpikir logis dan bisa memakai aneka macam tehnologi untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Dengan kecerdasannya insan modern semestinya lebih bijak dan arif, tetapi dalam kenyataannya banyak insan yang kualitas kemanusiaannya lebih rendah dari pada kemajuan berpikir dan tehnologi yang dicapai. Akibat dari ketidakseimbangan ini, mereka sangat gampang terjangkit gangguan-gangguan kejiwaan menyerupai :
a. Keterasingan (alienasi)
Manusia modern tidak jarang mengalami keterasingan terhadap dirinya sendiri. Mereka sering kali tidak bisa memahami pribadi dan harapan hidupnya sendiri. Hal ini disebabkan lantaran 1) Perubahan sosial yang berlangsung cepat, 2) Hubungan antar insan sudah menjadi gersang, 3) Lembaga tradisional sudah menjelma forum rasional, 4) Masyarakat yang homogen sudah menjelma heterogen dan, 5) Stabilitas sosial menjelma mobilitas sosial.
b. Stress
Stress yaitu reaksi atau tanggapan tubuh terhadap aneka macam tuntutan atau beban atasnya yang bersifat non spesifik. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan (melampaui kemampuan seseorang) disebut distress. Stess dalam kehidupan merupakan sesuatu yang tak bisa dihindari. Masalahnya yaitu bagaimana insan hidup dengan stess tanpa distress. Setiap keadaan atau insiden yang menimbulkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang itu terpaksa harus mengadakan adaptasi, maka inilah yang biasa disebut stressor psikososial (sumber stres). Pada umumnya jenis stressor psikososial yaitu :
1) Perkawinan
Berbagai permasalahan perkawinan merupakan sumber yang dialami seseorang, contohnya pertengkaran, perceraian dan sebagainya. Stressor ini sanggup mengakibatkan seseorang mengalami depresi dan kecemasan.
2) Problem orang tua
Problem yang dihadapi orang renta tidak mempunyai anak, kenakalan anak dan dilema keluarga yang lain sanggup menjadi sumber stress bagi seseorang.
3) Hubungan interpersonal
Hubungan ini bisa menjadi stesor kalau terjadi konflik antar pihak
4) Pekerjaan
Pekerjaan yang terlalu banyak hingga kehilangan pekerjaan sanggup menciptakan seseorang terkena stres.
5) Lingkungan hidup
Kondisi lingkungan yang jelek sanggup besar lengan berkuasa besar bagi kesehatan dan kepribadian seseorang. Lingkungan hidup bisa menjadi stesor berat bagi masyarakat desa yang berurbanisasi, lantaran belum mempunyai kesiapan mental untuk menghadapi godaan-godaan dan kesulitan-kesulitan hidup di kota, sehingga mereka gampang mengalami ketegangan jiwa”.
6) Keuangan
Kondisi ekonomi yang tidak sehat menyerupai banyak hutang dan kebangkrutan usaha sanggup menjadi pemicu seseorang terkena stres.
7) Hukum
Stres sanggup disebabkan lantaran terbentur pada standar-standar dan norma-norma sosial tertentu, sehingga orang bisa merasa tertekan dengan keadaan tersebut.
8) Perkembangan
Perkembangan fisik maupun mental seseorang pada masa remaja, cukup umur dan usia lanjut sanggup mengakibatkan depresi dan kecemasan seseorang, terutama bagi mereka yang memasuki usia lanjut.
9) Penyakit fisik
Stres juga timbul tanggapan penyakit fisik menyerupai kanker, jantung dan cacat tanggapan kecelakaan.
10) Faktor keuangan
Keluarga menunjukkan imbas besar pada kepribadian dan kesehatan seseorang, sehingga apabila kondisi keluarga tidak harmonis, maka sanggup mengakibatkan stres bagi individu.
c. Depresi
Depresi yaitu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan (afektif) yang ditandai dengan :
1) Perasaan murung, sedih, gairah hidup menurun dan tidak semangat
2) Perasaan berdosa, bersalah dan penyesalan
3) Konsentrasi dan daya ingat menurun
4) Nafsu makan dan berat tubuh menurun
5) Gangguan tidur (insomania atau hipersomania) dan mimpi-mimpi jelek
6) Hilangnya minat semangat, kreativitas dan produktivitas menurun
7) Pikiran – pikiran final hidup dan bunuh diri
Salah satu jenis depresi yang sering dialami seseorang yaitu Post Power Syndrome (Sindrom Purna Kuasa). Dunia modern yang penuh persaingan hidup menuntut insan untuk bekerja keras, lantaran selain mendapatkan ganjaran materiil berupa uang dan akomodasi lainnya bekerja juga menunjukkan penghargaan, status sosial dan prestise yang sangat berarti bagi kehidupan seseorang. Kebiasaan menikmati kesenangan tersebut mengakibatkan orang gampang terkena depresi bila kehilangan sesuatu yang dimiliki dan mengakibatkan ketidakseimbangan mental emosional.
d. Frustasi
Kehidupan modern yang demikian kompetitif mengakibatkan insan harus mengerahkan seluruh pikiran, tenaga dan kemampuannya. Mereka terus bekerja dan bekerja tanpa mengenal batas dan kepuasan. Hasil yang dicapai tidak pernah disyukurinya dan apabila mereka gagal, gampang putus asa dan kehilangan pegangan. Salah satu keadaan dimana satu kebutuhan tidak bisa terpenuhi dan tujuan tidak bisa tercapai sehingga orang kecewa dan mengalami halangan dalam usahanya untuk mencapai tujuan, maka putus asa sanggup menimbulkan aneka macam bentuk tingkah laris aktif. Misalnya, seseorang sanggup mengamuk dan menghancurkan orang lain, merusak barang atau mengakibatkan disorganisasi pada struktur kepribadian sendiri. Namun sebaliknya putus asa sanggup memunculkan satu usaha dan usaha gres yang menguntungkan kehidupan batin seseorang.
Manusia modern yang telah kehilangan makna hidup dan pegangan hidupnya, akan cenderung melampiaskan kekecewaan dalam reaksi negatif. Reaksi-reaksi putus asa negatif yang merupakan upaya pembelaan diri yang negatif antara lain :
1) Agresi yaitu kemarahan yang meluap-luap dan melaksanakan serangan secara kasar dengan jalan tidak wajar. Kemarahan-kemarahan semacam ini niscaya mengganggu fungsi intelegensi, sehingga harga diri orang tersebut bisa merosot tanggapan tingkah laris bernafsu berlebihan tadi.
2) Rasionalisasi yaitu proses pembenaran kelakuan sendiri dengan mengemukakan alasan yang masuk logika atau yang bisa diterima secara sosial untuk menggantikan alasan yang sesungguhnya. Dia menganggap dirinya paling benar dan menganggap orang lain biang keladi kegagalan yang dialami
3) Narsism yaitu cinta diri yang ekstrim, paham menganggap diri sangat superior dan penting, sehingga ia tidak perlu mengetahui dan memikirkan orang lain
4) Autisme yaitu tanda-tanda menutup diri sendiri secara total dan tidak mau bekerjasama lagi dengan dunia luar. Keasyikan ekstrim dengan pikiran dan fantasinya sendiri. Individu yang bersangkutan merasa dirinya makhluk paling baik dna menganggap orang lain buruk, munafik, palsu dan patut dicurigai.
e. Kecemasan
Stres, kecemasan dan depresi mempunyai korelasi serta. Seseorang yang mengalami stres sanggup diartikan orang itu menunjukkan keluhan-keluhan fisik, depresi dan kecemasan. Sementara depresi murni jarang terjadi, tetapi selalu diikuti dengan komponen kecemasan yang menyertainya.
1) Takut khawatir
2) Firasat jelek
3) Takut akan pikirannya sendiri
4) Mudah tersinggung
5) Tegang, tidak bisa istirahat dengan tenang
6) Gelisah, gampang terkejut
7) Gangguan tidur dengan mimpi-mimpi yang menegangkan
8) Gangguan konsentrasi dna daya ingat
9) Jantung berdebar-debar, dada sesak, nafas pendek
10) Gangguan pencernaan
11) Nyeri otot, pegal linu, kaku, perasaan menyerupai ditusuk – tusuk, dan tubuh panas cuek
12) Gangguan seksual
Perasaan cemas yang diderita insan modern, bersumber dari hilangnya makna hidup (the meaning of life) yang merupakan motivasi utama dalam menjalani hidup ini. Kecenderungan kehidupan yang dijalani berdasarkan tuntutan orang lain (trend), bukan dari diri sendiri. Kehidupan yang demikian menjadikan seseorang dilanda kecemasan lantaran ada konflik dalam diri. Kecemasan berdasarkan Freud berkembang dari konflik antara id, ego dan super ego yang memaksa seseorang melaksanakan sesuatu. Feud membagi kecemasan dalam tiga bentuk, yaitu kecemasan realita, kecemasan neurotik dna kecemasan moral. Kecemasan realitas yaitu rasa takut akan ancaman yang tiba dari dunia luar. Kecemasan neurotik yaitu rasa takut kalau insting akan ke luar dari jalur dan mengakibatkan perbuatan yang melanggar hukum. Sementara kecemasan modal yaitu perasaan takut terhadap hati nuraninya sendiri yang mengakibatkan seseorang merasa bersalah kalau bertentangan dengan kode moral.
Menurut el Taftazani Kecemasan yang melanda seseorang disebabkan lantaran tiga faktor yaitu : a) Hilangnya keimanan, b). menyembah Tuhan selain Allah dan c). Penyimpangan dari nilai-nilai moral.
f. Neurosis
Kehidupan modern yang ditandai dengan kemajuan dalam bidang transportasi komunikasi juga arus urbanisasi menimbulkan disintegrasi personal yang lebih parah dari sekedar stres, depresi, tetapi neurosis-neurosis yaitu bentuk gangguan fungsional pada sistem syaraf, meliputi teladan disintegrasi sebagian kepribadian.
Berkurangnya kontak antara pribadi dan lingkungan sekitarnya. Gangguan ini ditandai dengan :
1) Penglihatan diri yang tidak lengkap terhadap kesulitan pribadi
2) Memendam banyak konflik
3) Reaksi-reaksi kecemasan
4) Lemahnya sebagian dari struktur kepribadian
5) Sering dihinggapi fobia, gangguan pencernaan dan tingkah laris obsesif – kompulsif.
Sebab-sebab neurosis selain dari faktor internal yaitu pribadi yang sangat stabil, tidak imbang dan kemauannya sangat lemah. Serta putus asa dan konflik-konflik emosional. Gangguan-gangguan ini juga disebabkan lantaran tekanan-tekanan sosial yang berat dan tekanan kultural yang sangat kuat yang menimbulkan kecemasan dan ketegangan dalam batin yang kronis.
g. Psikosis
Cultural lag yaitu kegagalan lembaga-lembaga sosial mengejar perkembangan budaya ilmu dan budaya materiil, sehingga ada ketidakcocokan antara budaya materiil dengan budaya spiritual, sosial dan ekonomi pada hidup insan di masa modern ini. Bukanlah hal tidak mungkin kalau seseorang mengalami gangguan mental yang lebih parah. Psikosis merupakan gangguan mental parah yang ditandai dengan disintegrasi kepribadian, maladjusment sosial yang berat, orangnya tidak bisa mengadakan korelasi sosial dengan dunia luar dna terdapat gangguan pada huruf dan fungsi intelektual. Seseorang yang menderita psikosis sering mengalami ketakutan hebat, mengamuk dan juga melaksanakan usaha-usaha bunuh diri. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menyebut penderita psikosis ini sebagai orang gila.
h. Degradasi Moral
Sebagai tanggapan lebih jauh dari dangkalnya kepercayaan dan teladan hidup materlalistic sebagaimana telah disebutkan di atas, maka insan dengan gampang sanggup memakai prinsip menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan. Jika hal ini terjadi, maka terjadilah kerusakan watak dalam segala bidang, baik ekonomi, politik, sosial dan lain sebagainya.
Beberapa dampak negatif dari kehadiran IPTEK yang berwatak tak bermoral serta teladan hidup materialistic inilah nampaknya bukan dilema gres lagi dan harus dicari solusinya.
Sumber https://pakarmakalah.blogspot.com/