Presiden Termiskin Di Dunia, 90% Gajinya Untuk Kaum Dhuafa
Apa yang Anda bayangkan wacana seorang presiden? Pakai jas, baju rapi, tinggal di istana lengkap, ke mana-mana naik kendaraan beroda empat mewah, dikawal khusus, penjagaan super-ketat, harta melimpah, keluarga sejahtera? Kalau arif “bermain”, tentu harta dan kekayaannya tak akan habis sampai tujuh turunan. Itu sebabnya, banyak yang pengin jadi presiden.
Presiden Uruguay (2010 – 2015) ini tercatat sebagai presiden termiskin di dunia.
Baca Juga
Belakangan ini, Jose Mujica sedang menjadi sentra pemberitaan media massa di dunia. Meski presiden, penampilannya jauh dari kesan seorang presiden. Bajunya sederhana, mobilnya cuma VW kodok. Dia juga menolak tinggal di istana kepresidenan di Montevideo, ibu kota Uruguay.
Pepe, begitu ia biasa dipanggil, lebih menentukan tinggal di tanah pertanian di luar ibu kota. Bahkan, ini beneran lho, jalan menuju kediamannya pun belum dilapisi aspal. Gajinya sebulan Rp 120 juta, di mana 90% disisihkannya untuk disumbangkan kepada kaum dhuafa. Dia hanya mengambil sisanya, Rp 12 juta, untuk kebutuhan hidup sehari-hari selama satu bulan. Yang mengharukan lagi, Ibu Negara alias istrinya sampai sekarang masih berjual flora bunga.
Karena itu, sebagian besar media internasional menobatkannya sebagai presiden termiskin di dunia. Tapi, benarkah Jose Mujica miskin?
“Saya disebut presiden termiskin di dunia, tetapi saya tidak pernah merasa miskin. Orang miskin itu yakni mereka yang bekerja hanya untuk menjaga gaya hidup mewahnya, dan selalu menginginkan sesuatu yang selalu berlebihan,” ujar Mujica berfilosofi.
“Ini yakni persoalan kebebasan. Jika Anda tak mempunyai banyak barang, maka Anda tak perlu bekerja keras untuk mempertahankannya dan bekerja seumur hidup layaknya budak. Dengan cara menyerupai ini, Anda mempunyai lebih banyak waktu untuk diri sendiri,” tambahnya.
Jose Mujica memang eksklusif yang matang dalam hal anutan dan pengalaman. Mungkin lantaran ia bertahun-tahun ditempa sebagai gerilyawan di masa perang dulu. Dia dapat mengambarkan dirinya tak miskin, tetapi justru kaya hati, kaya jiwa, kaya nurani.
Pepe tak ingin hidup dan mati sebagai koruptor. Ia tak ingin hidup bergelimang harta di atas nestapa rakyatnya. Ia tak mau kaya harta tapi jiwanya miskin dan keropos.
(ANDAI SEMUA PEMIMPIN DI DUNIA BEGINI.....)
sumber : www.facebook.com/Ampuni-aku-119726031412216