Inilah Gejala Orang Yang Mendapat Lailatul Qodar
Di setiap sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan , biasanya semua muslim akan meningkatkan ibadahnya di waktu ini. Karena sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan merupakan saat-saat yang panuh dengan kebaikan dan keutamaan, serta pahala yang berlimpah. Selain itu, di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan juga terdapat satu malam yang apabila kita beribadah maka pahalanya sama dengan kita beribadah selama seribu bulan. Ya, malam itu yakni malam LAILATUL QODAR.
Baca Juga
Lailatulqadar yakni malam mulia yang diperingati sebagai malam diturunkannya Alquran, yang apabila seseorang melaksanakan amal kebaikan pada malam itu maka pahalanya akan dilipatgandakan setara dengan seribu bulan. Hal ini ibarat yang dijelaskan Allah dalam Quran Surat Al-Qadr 1-5 yang artinya:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar. Dan tahukah kau apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) hingga terbit fajar".
Maka dari itu, tak jarang orang begitu intensif menjalankan ibadah terutama di malam harinya. Orang juga biasanya memaksimalkan ibadah di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dengan beritikaf atau berdiam diri di masjid, berdzikir dan memohon ampun kepada Allah SWT.
Namun tidak semua orang sanggup mencicipi adanya malam Lailatul Qadar tersebut, adapun orang yang mendapatkannya mempunyai ciri-ciri ibarat berikut.
- Orang yang mendapat Lailatul Qadar, pada malam itu ia akan melihat seluruh benda dan makhluk dimuka bumi ini bersujud kepada Allah SWT.
- Orang yang mendapat Lailatul Qadar akan melihat semua dengan terang benderang dalam kegelapan malam.
- Orang yang mendapat Lailatul Qadar akan mendengar salam malaikat dan semua tutur katanya.
- Orang yang mendapat Lailatul Qadar akan dikabulkan doa-doanya.
- Orang yang mendapat Lailatul Qadar tidak disyaratkan melihat tanda apa-apa.
- Dahulu, Nabi Muhammad SAW bersungguh-sungguh untuk menghidupkan sepuluh hari terakhir tersebut dengan amalan-amalan melebihi waktu lainnya. Sebagaimana yang istri dia Ummul Mu’minin Aisyah RA pernah katakan :
يَجْتَهِدُفِى الْعَشْرِالأَوَاخِرِمَالاَيَجْتَهِدُفِى غَيْرِهِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, melebihi kesungguhan dia di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim)
Aisyah RA juga berkata :
كَانَالنَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَادَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ،وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَ أَيْقَظَ أَهْلَهُ
“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), dia mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri dia dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari & Muslim).
Maka sudah seharusnya kita mengikuti apa saja yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di sepertiga malam terakhir bulan ramadhan, semoga kita lebih erat dengan Allah SWT dan memperoleh kemuliaan atau keutamaan malam Lailatul Qadar.